Reporter: Sponsored | Editor: Evelyne Lee
Kanker masih menjadi penyakit yang membahayakan. Berdasarkan data Kemenkes pada 2013, tercatat prevalensi penyakit kanker sudah mencapai 0.14 persen atau 347.792 orang dari total populasi penduduk. International Agency fo Reserach on Cancer WHO mengestimasi terdapat 18.1 juta kasus kanker terjadi dan 9.6 juta kematian terjadi pada tahun ini karena kanker. Bahkan disebutkan pada 2030 jumlah penderita kanker di Indonesia meningkat tujuh kali lipat.
Melihat data ini, tidak heran jika kanker menjadi penyakit yang ditakuti masyarakat. Kanker pun seringkali menjadi panyakit yang tidak “permisi”, artinya kanker muncul secara tiba-tiba tanpa disadari penderitanya.
Mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker pasti akan lebih merasa khawatir dibandingkan mereka yang tanpa riwayat. Namun, dengan semakin banyaknya informasi seputar penyebab kanker dan pengobatannya membuat masyarakat saat ini mulai memiliki kesadaran untuk menghindari kanker.
Beberapa tindakan pencegahan yang kerap dilakukan masyarakat dimulai dengan menjaga pola makan, misal dengan mengurangi makanan berbahan kimia atau pengawet, membatasi minum-minuman beralkohol, banyak mengonsumsi sayur-sayuran serta buah-buahan. Selain itu, masyarakat pun mulai diingatkan untuk menghindari kebiasaan merokok yang dapat memicu penyakit kanker. Informasi terkait rutin memeriksakan kesehatan pun menjadi salah satu saran dalam upaya mencegah kanker.
Semakin berkembangnya teknologi kesehatan, pemeriksaan pun semakin mutakhir. Salah satunya dengan keberadaan pemeriksaan berbasis genetik. Di mana kita bisa mengetahui risiko penyakit yang diturunkan melalui gen. Dengan ini kita juga bisa mengetahui risiko penyakit yang mungkin kita alami dampak dari pola hidup yang tidak sehat. Karena tidak memiliki riwayat keluarga dengan sakit kanker belum tentu kita terbebas dari kanker.
Sebagai next generation healthcare provider, Prodia menyediakan pemeriksaan berbasis gen yang dapat mendeteksi sembilan jenis kanker, yang diberinama CArisk. CArisk pun dapat menganalisis lebih dari 64 gen dan 65 varian terkait risiko sembilan jenis kanker, yaitu kanker payudara, usus besar atau kolorektal, serviks, hati, pankreas, paru, lambung, tiroid dan uterus. Sekitar 5% hingga 10% dari semua jenis kanker dianggap terkait dengan gen yang diwariskan atau diturunkan melalui keluarga.
Seseorang yang memiliki gen terkait kanker yang diwariskan atau diturunkan, belum tentu akan terkena kanker tetapi hal tersebut memberikan informasi bahwa apakah seseorang berisiko tinggi untuk terkena jenis kanker tersebut atau berisiko rendah. Pemeriksaan ini bukan merupakan diagnosis bahwa seseorang menderita kanker. CArisk hanya memberikan informasi terkait risiko. Dengan diketahuinya informasi genetik masing-masing individu maka hal ini akan membantu individu tersebut dalam menentukan strategi pencegahan dan pengobatan secara personal agar dapat terhindar dari kanker.
Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan CArisk ini akan dikelompokkan menjadi risiko tinggi (high risk), risiko potensial (potential risk), risiko rata-rata (average risk) dan risiko rendah (low risk) yang merupakan cerminan dari kerentanan seseorang. Pemeriksaan CArisk disarankan bagi mereka yang berusia 18 tahun, karena dianggap sudah mampu memberikan consent (persetujuan) sehingga dapat sedini mungkin mencegah perkembangan terjadinya kanker.
Mereka yang melakukan pemeriksaan CArisk dapat berkonsultasi dengan Genetic Counselor yang disedikan Prodia agar para pasien yang melakukan pemeriksaan mendapatkan pengarahan terkait treatment yang perlu dilakukan pasien selanjutnya.
CArisk disediakan Prodia untuk mencegah angka kejadian kanker di Indonesia. Selain itu, CArisk dapat menjadi pilihan masyarakat dalam melakukan tindakan preventif terhadap risiko penyakit. Masyarakat juga dapat menekan biaya pengobatan, di mana CArisk hanya diperiksa satu kali seumur hidup. Jika hasil yang diterima adalah low risk seseorang bisa mempertahankan gaya hidup sehatnya. Sedangkan mereka yang menerima hasil high risk dapat mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat sehingga dapat menunda kemungkinan munculnya risiko kanker semakin cepat.
Jangan tunggu kanker datang. Cegah dan lakukan pemeriksaannya sekarang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News