kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45896,39   -1,63   -0.18%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dominasi Medium Digital, Generasi Milenial Dihimbau Cerdas dan Bijaksana


Senin, 18 Maret 2019 / 16:07 WIB
Dominasi Medium Digital, Generasi Milenial Dihimbau Cerdas dan Bijaksana

Reporter: Sponsored | Editor: Indah Sulistyorini

TANGERANG – Sebagai generasi milenial, mahasiswa harus menggunakan medium digital secara bijaksana. Mahasiswa perlu menyimak informasi dengan cerdas, agar tidak mudah termakan oleh informasi-informasi yang provokatif, intoleran dan tidak benar (hoax). Demikian disampaikan Rektor Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Ninok Leksono saat membuka acara Comnews (Conference on Communication and News Media Studies) 2019 di Lecture Hall UMN pada Rabu (13/3).

Menurut Ninok, generasi milenial paling mampu dan terampil dalam memanfaatkan teknologi digital untuk berbagai keperluan. Bahkan, mereka mendominasi aktivitas komunikasi di medium digital.

“Generasi milenial lahirnya sudah di era digital, maka masuk akal jika mereka mendominasi aktivitas komunikasi di medium digital. Ibarat ikan ketemu air, memang sudah secara alamiah dunianya. Maka dari itu, mereka harus menggunakannya secara bijaksana,” jelas Ninok.

Lebih lanjut Ninok menerangkan bahwa dominasi generasi milenial dalam medium digital pun membuat media massa menyesuaikan diri. Media massa berinovasi melalui penggunaan bahasa, penyediaan konten dan penambahan platform baru.

“Media massa sejauh ini sudah banyak berinovasi untuk menjangkau generasi milenial. Bahasa lebih dipopulerkan dan banyak mengangkat topik terkait generasi milenial. Selain itu, media yang semula hanya berbasis single platform (cetak saja, atau elektronik saja, atau audiovisual saja), kini sudah menjadi multi-platform, sehingga peluang menjangkau generasi milenial semakin besar,” terang Ninok.

Pada kesempatan yang sama, Staf Ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika bidang Hukum Henry Subiakto mengatakan bahwa generasi milenial memiliki cara dan kultur sendiri dalam memanfaatkan ruang digital.

"Saya himbau semua masyarakat membuka diri untuk belajar menggunakan ruang digital. Di Indonesia ini anak mudanya banyak. Mereka adalah generasi milenial yang memiliki cara dan kultur sendiri dalam memanfaatkan ruang digital. Mereka berkompetisi menunjukkan kreativitasnya," kata Henry.

Terkait hal itu, Henry menyebutkan salah satu generasi milenial, Ria Ricis, yang kini dapat memproduksi konten sendiri melalui Youtube. Bahkan, akun tersebut bisa menjadi ajang beriklan.

Henry juga mengungkapkan bahwa sebagai negara yang besar, Pemerintah Indonesia sedang membangun infrastruktur Palapa Ring, yaitu fiber optik yang menghubungkan pulau-pulau besar di Indonesia. Sedangkan program untuk masuk ke daerah-daerah, bernama Universal Service Obligation (USO).

"Infrastruktur ini untuk menyatukan, jadi kayak high-way, jalan tol. Nanti data dan koneksi internet akan menjadi cepat sekali. Masyarakat Indonesia akan terkoneksi. Katakanlah menggunakan sinyal-sinyal digital untuk berkomunikasi, ketika secara teknis terkoneksi maka secara sosial dan ekonomi juga terkoneksi," ungkap Henry.

Henry menambahkan, ketika teknologi conectivity muncul, maka akan muncul juga cultural conectivity dan economical conectivity, serta banyak persoalan yang akhirnya memunculkan perubahan-perubahan besar yang sering disebut sebagai Industrial Revolution 4.0.

Isu dominasi generasi milenial di medium digital ini diangkat oleh UMN dalam konferensi ilmiah bertajuk Comnews 2019 : Tutur Digital dalam Dominasi Generasi Milenial. Ketua Panitia Comnews 2019 Cendera Rizky Anugrah Bangun mengungkapkan bahwa terdapat 95 naskah akademik dan hasil riset terkait peran dan kontribusi kajian bidang komunikasi dalam konteks dominasi milenial dalam era digital dari berbagai perspektif yang diterima oleh panitia Comnews 2019. Nantinya, 20 persen naskah akademik yang memenuhi kualifikasi, akan dimuat dalam beberapa jurnal terakreditasi SINTA yang bekerja sama dengan Comnews 2019.

“Comnews diadakan sebagai bentuk perhatian UMN terhadap isu dinamika Ilmu Komunikasi di tengah kemajuan digital. Tahun ini merupakan tahun kedua diselenggarakannya Comnews. Kami harap naskah-naskah yang sudah dikirimkan dapat berkontribusi di bidang ilmiah khususnya pada ilmu komunikasi,” tutup Kiky.

Turut hadir sebagai pembicara panel; peneliti dan pengajar Australian National University Ross Tapsell, Presiden Komisaris Kumparan.com Budiono Dharsono, CCO Kapan Lagi Youniverse dan Ketua umum AMSI (Asosiasi Media Siber Indonesia) Wenceslaus Manggut, serta Direktur Kayuapi Digital Reputation Arya Gumilang.

Comnews 2019 berlangsung pada 13-14 Maret 2019. Acara ini didukung oleh PT Astra International Tbk. Hal ini sejalan dengan cita-cita Astra, yaitu sejahtera bersama bangsa serta sebagai salah satu bentuk kontribusi sosial berkelanjutan dalam empat pilar CSR, yaitu kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan kewirausahaan. (CRA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

×