kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45997,15   3,55   0.36%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertama di Indonesia, Sampoerna Raih Sertifikasi Alliance of Water Stewardship (AWS)


Sabtu, 07 September 2019 / 00:05 WIB
Pertama di Indonesia, Sampoerna Raih Sertifikasi Alliance of Water Stewardship (AWS)
ILUSTRASI.

Reporter: Sponsored | Editor: Indah Sulistyorini

Pasuruan, Jawa Timur, 2019 – PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) kembali menunjukkan keunggulannya dalam tata kelola air bersih yang baik dengan menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi Pemeliharaan Air Berkelanjutan atau Alliance of Water Stewardship (AWS) untuk fasilitas produksinya di Sukorejo, Pasuruan Jawa Timur. The Alliance for Water Stewardship memberikan sertifikasi AWS Core Criteria pada Juli 2019 setelah Sampoerna menunjukkan bahwa fasilitas produksinya menghasilkan praktik yang baik dalam industri.

Pertumbuhan populasi dan perubahan iklim global menjadi penyebab utama peningkatan tekanan pada ketersediaan sumber daya air bersih dunia. Pelestarian air merupakan jalan terbaik untuk memastikan keberlanjutan sumber daya vital bagi seluruh makhluk hidup ini. Hal ini yang mendasari pelestarian air oleh Sampoerna. Menyikapi hal tersebut, Sampoerna melakukan pengurangan penggunaan air dan menjaga daerah aliran sungai di mana fasilitas produksi Sampoerna beroperasi. Komitmen ini dituangkan dalam upaya melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap tiga tahapan yaitu fasilitas produksi, daerah tangkapan air dan sistem AWS. Adapun standar sertifikasi ini dirancang untuk mencapai 4 tujuan tata layanan air antara lain, pengelolaan air yang baik, ketersediaan air yang berkelanjutan, kualitas air yang baik dan kesehatan daerah penting terkait air.

Kepala Hubungan Daerah dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Sampoerna, Ervin Pakpahan, mengatakan Sampoerna sadar bahwa kelangkaan air bersih merupakan tanggung jawab seluruh penggunanya baik pelaku industri maupun masyarakat secara luas. Untuk itu Sampoerna mengelola isu global ini dengan penuh tanggung jawab. “Sampoerna tidak hanya mengurangi penggunaan air dalam produksi, lebih jauh lagi kami melakukan pemeliharaan terhadap air,” ujar Ervin. Proses sertifikasi dengan nomor registrasi AWS-010-INT-CAB-00-07-00017-0091 ini sudah dimulai sejak 2018. Diawali dengan komitmen, proses ini dilanjutkan dengan pengumpulan data dan membuat penilaian risiko tentang status air di daerah tangkapan air. Proses lanjutan adalah perencanaan, implementasi dan evaluasi terhadap siklus untuk mendapatkan pengembangan yang dibutuhkan.

Standar sertifikasi AWS fokus untuk menciptakan manfaat bersama dengan pihak lain di daerah tangkapan air, termasuk bagaimana pengelolaan air direalisasikan secara kolektif untuk meningkatkan kesehatan daerah tangkapan. Demi mewujudkan manfaat tersebut, Sampoerna turut melibatkan seluruh pemangku kepentingan di area tangkapan untuk melakukan efisiensi penggunaan air, menjaga dan memelihara daerah sekitarnya.

Ervin mengatakan bahwa Sampoerna akan terus melanjutkan implementasi pemeliharaan air ini di seluruh fasilitas produksinya. “Kami bangga bisa menjadi pelopor dalam hal pemeliharaan air di Indonesia dan berkomitmen untuk terus melanjutkan upaya pelestarian lingkungan hidup. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah kedepannya untuk melakukan mitigasi perubahan iklim dengan harapan lingkungan hidup berkelanjutan dapat membawa dampak positif terhadap masyarakat,” tutup Ervin.

Indonesia berkomitmen mengimplementasikan Sustainable Development Goals- SDGs, untuk 2015 – 2030. SDGs ini dapat terlihat dalam pendekatan baru dan lanjutan dari Millennium Development Goals (MDGs) pada 2000-2015. Sebagai bagian dari komitmen pemerintah, 17 SDGs ini terharmonisasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RJPMN) 2015-2019 sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden No 29 tahun 2017. Bagian dari SDGs yang berkaitan langsung dengan Alliance Water Stewardship (AWS) adalah SGDs 6: Akses air bersih dan Sanitasi.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK) menyelenggarakan International Conference of Indonesia Forestry Researcher 2019. INAFOR 2019 adalah jaringan global untuk kerja sama ilmu kehutanan. Ini menyatukan lebih dari 2.500 ilmuwan dari hampir 50 organisasi dari lebih dari 20 negara. Target audiens adalah pemerintah, pembuat kebijakan, praktisi, akademisi, pakar, jurnalis, sekitar 600 peserta yang meliputi sesi pleno, kemudian dibagi dalam lima seminar paralel, pameran dan pemasaran, dan FOERDIA openday. Acara ini secara resmi dibuka oleh Direktur Jenderal Riset, Pengembangan, dan Energi Inovasi KLHK.

INAFOR 2019 bertema “Menerapkan Restorasi Hutan dan Pengelolaan Limbah untuk Lingkungan yang Lebih Baik dan Manfaat Sosial-Ekonomi”, dan juga enam subtema. Beberapa sub-tema yang terkait dengan AWS adalah Restorasi, Iklim, dan Kebijakan dan juga Sampah dan Lingkungan. Sampoerna mempresentasikan perjalanan pabrik Sukorejo untuk mendapatkan Sertifikasi AWS (Des 2018 - Juli 2019), penjelasan singkat mengenai apa itu AWS, proyek-proyek yang dilakukan terkait AWS, dan rencana keberlanjutan untuk restorasi Gunung Arjuno. Kami percaya bahwa partisipasi ini dapat menjadi salah satu pembelajaran yang baik untuk semua audiens yang hadir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×