kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,64   -17,87   -1.91%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Siapa Sangka, Berkat Campuran Sampah Plastik, Jalan Aspal Semakin Kuat dan Tahan Lama


Jumat, 26 April 2019 / 10:57 WIB
Siapa Sangka, Berkat Campuran Sampah Plastik, Jalan Aspal Semakin Kuat dan Tahan Lama

Sumber: Commercial Content | Editor: Indah Sulistyorini

Tak perlu waktu lama, agar plastik membawa manfaat nyata. Dengan teknologi dan pendekatan ramah lingkungan, sampah plastik dapat dapat diolah hingga memiliki nilai tambah. Mulai untuk pembuatan tas, dompet, mainan anak-anak, bunga hias, hingga paling anyar digunakan sebagai aspal. 

Rajagovalan Vasudevan, ilmuwan kimia asal India seperti dikutip dari Guardian, menegaskan, selama plastik tidak dibuang ke laut, atau ditumpuk di tempat sampah, ada banyak manfaat dari plastik, salah satunya dijadikan campuran aspal.

Dari hasil penelitiannya, ditemukan fakta bahwa dalam kondisi cair, plastik memiliki sifat pengikat yang sangat baik, sebagaimana aspal. Dari temuan Rajagovalan, ketika plastik cair ditambahkan ke batu dan campuran aspal, sesuai dengan sifatnya, plastik menempel cepat dan mengikat kedua bahan itu jadi satu.

Selain itu, plastik yang dimodifikasi sebagai aspal juga membuat jalanan lebih tahan lama karena plastik cair mampu mengisi ruang antara kerikil dan aspal sehingga membuat air hujan tak bisa merembes dan pada akhirnya merusak jalanan. Dengan kata lain: aspal plastik mencegah pembentukan lubang.

Sejatinya, di Indonesia, campuran plastik untuk aspal sudah banyak diaplikasikan. Seperti diterapkan di lingkungan pabrik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP). Jalan aspal plastik itu merupakan bagian dari program berkelanjutan dan salah satu solusi untuk penanganan sampah plastik.

Aspal plastik yang digelar dalam area seluas 6.372 meter persegi terbuat dari bahan aspal biasa dengan campuran 5%-6%  atau setara dengan 2 juta lembar kantong plastik (HDPE/High Density Polyethilene) bekas sampah plastik atau seberat tiga ton.

Sesuai dengan hasil penelitian Kementerian PU-Pera, campuran limbah plastik ini dapat menambah daya tahan deformasi aspal. CAP juga komitmen mendukung Kementerian PU-Pera maupun kementerian lain yang terkait dalam meneliti efektivitas dan kegunaan aspal plastik ini.

Dalam pengerjaan implementasi aspal plastik, Kementerian PU-Pera telah melakukan uji coba produk tersebut di beberapa kota, yakni Bekasi, Bali, Makassar, Solo, Surabaya, dan Tangerang. Penambahan sampah plastik dapat meningkatkan nilai stabilitas campuran aspal plastik sebesar 40% sehingga tahan terhadap deformasi plastik dan tidak mudah retak.

Pada tahun 2019, CAP bersama dengan Pemerintah Kota Cilegon juga sinergi untuk pembangunan jalan aspal dengan campuran sampah kantong plastik sepanjang 10 kilometer. CAP menyediakan sampah kantong plastik bekas yang sudah dicacah sebanyak kurang lebih 30 ton untuk campuran jalan aspal yang akan dibangun oleh Pemerintah Kota Cilegon. CAP berharap, dengan pengunaan sampah kantong plastik sebagai campuran aspal ini akan mengubah persepsi masyarakat dalam melihat sampah kantong plastik dari yang tidak memiliki nilai menjadi barang yang berguna. Karena punya manfaat nyata, langkah daur ulang plastik dijadikan bahan campuran aspal, perlu  didukung.    

Kementerian PUPR dan Kementerian Koordinator Kemaritiman, merupakan motor penggunaan plastik untuk aspal. Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim Kemenko Kemaritiman Safri Burhanuddin pernah menyampaikan, setiap 1 kilometer jalan dengan lebar 7 meter, membutuhkan campuran limbah plastik sebanyak 2,5 hingga 5 ton.  Sementara, jumlah sampah plastik di Indonesia tahun 2019 diperkirakan mencapai 9,52 juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada.

Dengan estimasi plastik yang digunakan 2,5-5 ton/km jalan, maka limbah plastik dapat menyumbang kebutuhan jalan sepanjang 190.000 km. Sangat luar biasa. Aspal yang dihasilkan juga lebih lengket jika dibandingkan dengan aspal yang tidak menggunakan plastik sebagai campuran. Artinya, stabilitas aspal dan ketahanannya lebih baik. Penggunaan limbah plastik juga sudah dinyatakan aman dan bebas dari ancaman racun pada plastik. Hal tersebut sudah dilakukan lewat berbagai uji klinis di Balitbang PUPR tentang limbah plastik tersebut.

Rantai Ekonomi Plastik
Business Development Director Indonesia Plastic Recycles (IPR) Ahmad Nuzuludin, mengatakan, dengan teknologi tepat guna, plastik memang punya manfaat luar biasa. Dalam skala ekonomi, sampah plastik menjadi sesuatu yang menggiurkan dan menguntungkan dalam skala jutaan bahkan miliaran.

Kata dia, industri daur ulang plastik dapat menjawab permasalahan baik pemerintah maupun masyarakat dalam hal ekonomi maupun lingkungan. Rantai industri daur ulang menyerap tenaga kerja yang cukup besar, yang secara tidak langsung memberikan konstribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.   

Secara fundamental lingkungan, kata dia, industri daur ulang plastik membantu pemerintah untuk mengolah suatu produk yang sudah tidak terpakai atau dibuang oleh masyarakat jadi barang dengan yang memiliki nilai tambah.  

“Bayangkan kalau tanpa industri daur ulang plastik, berapa banyak sampah yang menumpak,” tegas Nuzuludin, ketika dihubungi, Selasa (16/4/2019).

Karena itu, industri daur ulang plastik harus didorong, agar bisa sinergi dengan program lain, seperti program aspal plastik, sehingga juga membantu mempercepat infstruktur.

“Jadi 1 kantong plastik daur ulang itu begitu positif, karena itu warga wajib diedukasi tentang cara membuang, memilah dan aturan penyimpanan dan pengambilannya,” kata dia.

Di sisi lain, ia usul agar ada regulasi yang jelas dan tegas sehingga pemanfaatan sampah plastik optimal. Pasalnya sampai saat ini masih rancu antara TPST di bawah Kementerian Pekerjaan Umum, bank sampah di bawah KLKH.

Nah, ketimbang terpusat di pemerintah, ia usul agar dilakukan swastanisasi supaya pusat-pusat daur ulang bisa tumbuh dan tersebar di setiap kota maupun kecamatan. Terlebih, industri swasta melihat sampah plastik selama ini sebagai bahan baku.

Hanya saja, ia tak memungkiri, karena tidak terpilah maka proses untuk bisa dibuat barang jadi menjadi lebih sulit yang mengakibatkan ada biaya lebih dalam prosesnya. Apalagi ada perbedaan antara kerajinan tangan dan industri daur ulang. Perbedaan paling nyata dari kapasitas plastik yang mampu diserap.

Menurutnya, hampir semua bahan elektronik, otomotif, pertanian, fashion, alat rumah tangga, termasuk baju, menggunakan plastik. Termasuk baik itu roda dua maupun roda empat menggunakan ban yang karet sintetisnya itu juga berbahan plastik.

Upaya mengurangi sampah sendiri, secara garis besar dapat dilakukan melalui tiga cara. Yaitu, meminimalkan penggunaan produk berbahan plastik sekali pakai, menggunakan material alternatif yang lebih mudah terurai, dan melakukan daur ulang sampah plastik menjadi barang bernilai ekonomi.

Kata dia, tak hanya teknologi biodegradable plastik saja yang menjanjikan perubahan pola konsumsi plastik di masyarakat. Namun juga kemasan siap makan (edible coating) mulai digunakan. Kemasan tersebut sifat materialnya seperti plastik dan berfungsi seperti plastik yang lazim digunakan pada industri makanan.

Sementara, bahan edible coating ini biasanya dari material nabati seperti tapioka yang dipastikan lebih ramah lingkungan, dan tentunya bisa dimakan (edible). Ia yakin akan lebih banyak teknologi di masa depan yang dapat membantu memecahkan masalah plastik.

Ketua Umum Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) Pris Polly Lengkong juga mengingatkan, jangan memandang sampah plastik sebelah mata. Karena punya nilai ekonomi sosial di baliknya. Karena itu, kata dia, dalam mengambil sampah agar tidak dipersulit. Juga ketika akan dikelola, jangan ada izin berbelit dan memakan biaya.

 “Plastik sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Plastik punya manfaat positif yang banyak sekali,” tegasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×